Pembukaan Artikel


Gambar Artikel

Terungkap! Rahasia di Balik Lonjakan Harga Bahan Pokok yang Bikin Emak-Emak Elus Dada

Hai hai, mak-mak kece se-Indonesia raya! Siapa di sini yang tiap ke pasar atau warung langsung istighfar lihat harga bawang merah udah kayak harga handphone baru? Angkat tangan! 🙋‍♀️🙋‍♂️ (Eh, bapak-bapak juga boleh angkat tangan, lho. Siapa tahu lebih jago nawar daripada emak-emak).

Gimana enggak bikin elus dada coba? Dulu, seratus ribu bisa dapat satu troli penuh, sekarang cuma dapat sebungkus kerupuk, sekilo telur, sama pandangan sinis dari tukang sayur karena nawarnya kebangetan. Udah gitu, tiap bulan kayaknya ada aja bahan pokok yang harganya naik. Kemarin cabai, sekarang minyak goreng, besok… entah apalagi. Mungkin harga cinta juga ikut-ikutan naik, ya? (Ups!).

Kita semua tahu, kan, ini bukan sekadar masalah uang receh. Ini urusan perut! Urusan dapur ngebul! Urusan anak-anak bisa makan enak! Bayangin aja, rencana masak rendang lebaran auto-gagal karena harga daging sapi udah kayak harga berlian. Mau bikin sambal terasi buat nemenin nasi anget? Mikir dua kali karena cabai rawitnya bikin dompet rawat inap. Duh, miris!

Sebenarnya, kenapa sih harga-harga ini pada naik terus? Apa karena para pedagang lagi pada koleksi mobil mewah? Atau jangan-jangan, ada konspirasi tingkat tinggi yang melibatkan alien dan dinosaurus? (Oke, yang terakhir agak ngaco, tapi siapa tahu, kan?).

Nah, di artikel ini, kita bakal kupas tuntas, bongkar habis, dan bedah satu per satu alasan kenapa harga bahan pokok bisa bikin emak-emak (dan bapak-bapak juga, deh) jadi senam jantung tiap bulan. Kita nggak cuma bakal ngasih tahu masalahnya, tapi juga nyari solusi yang (mungkin) bisa bikin dompet kita nggak terlalu menjerit. Siap?

Jadi, daripada terus-terusan elus dada sambil ngomel-ngomel nggak jelas, mendingan langsung aja scroll ke bawah. Siapa tahu, setelah baca artikel ini, kita bisa jadi emak-emak (atau bapak-bapak) cerdas yang jago mengatur keuangan, nggak gampang dibodohi sama harga, dan bisa tetap masak enak buat keluarga tercinta. Yuk, mari!



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *